Rabu, 29 Agustus 2012

Ketidakpercayaan membatasi kuasa Tuhan dalam hidup kita.

Saya percaya bahwa Tuhan itu maha kuasa. Yang sanggup membatasi kuasa-Nya adalah kehendak-Nya sendiri.. tetapi, ada beberapa hal yang harus kita mengerti dan sadari dalam realita kehidupan kita. Seringkali kita melihat bahwa seolah-olah Tuhan tidak berkuasa dalam kehidupan kita, karena banyak hal terjadi tidak sesuai dengan harapan kita dan kuasa Tuhan tidak bertindak.

Alkitab mencatat bahwa Tuhan berjanji kepada Israel bahwa mereka akan segera masuk dalam tanah perjanjian dan menerima janji-janji yang Tuhan sediakan bagi mereka. Tetapi karena ketidaktaatan dan ketidakpercayaan mereka, mereka menghabiskan waktu selama 40 tahun di padang gurun. Sesungguhnya itu bukan rencana Tuhan bagi mereka. Jika itu bukan kehendak Tuhan, mengapa hal demikian terjadi?

Pemazmur berkata bahwa itu semua terjadi karena mereka mencobai Allah dan membatasi yang Kudus dari Israel, Mzm 78:41(KJV). Selama perjalanan mereka menuju tanah perjanjian, ternyata hati mereka kembali ke Mesir, mencobai Tuhan dan membatasi yang Kudus dari Israel. Banyak orang Kristen tidak mengerti ini. Mereka pikir, tidak ada yang dapat kita lakukan untuk membatasi Tuhan. Tetapi hendaknya anda ingat, Tuhan tidak memaksakan kehendak-Nya atas kita secara individu maupun kolektif sebagai kelompok ataupun bangsa. Anda harus bekerjasama dengan Tuhan untuk melihat kehendak-Nnya terjadi dalam hidup anda.

Bekerjasama di sini artinya adalah anda harus percaya kepada Tuhan. Ketidakpercayaan maupun kekuatiran membuat anda tidak lagi bekerjasama dengan Tuhan, sehingga kuasa Tuhan tidak bergerak dan rencana Tuhan tidak dapat anda raih. Ulangan 7:15-18 menceritakan bagaimana bangsa Israel akan mengalami kemenangan mutlak. Tidak ada seorangpun yang dapat bertahan di hadapan mereka. Tuhan akan menyerahkan semua musuh mereka ke dalam tangan mereka - ini adalah suatu janji dari kemenangan yang menyeluruh. Ayat 17 mengatakan:
"Jika sekiranya engkau berkatta dalam hatimu: bangsa-bangsa ini lebih banyak dari padaku, bagaimanakah Aku (Tuhan) dapat menghalau mereka?"
Tuhan baru saja menjanjikan kemenangan yang mutlak bagi bamgsa Israel. Dia mengatakan pada mereka bahwa tidak ada seorangpun dapat bertahan di hadapan Israel. Mereka akan memenangkan peperangan. Segala sesuatunya akan berhasil. Tetapi kemudian Tuhan berkata kepada Israel bahwa jika mereka tidak mau percaya bahwa kemenangan itu milik mereka, jika mereka terjebak dalam ketidakpercayaan, maka Dia tidak akan dapat menghalau bangsa-bangsa yang menjadi musuh mereka.

Tuhan tidak dapat menghadirkan kemerdekaan dalam hidup anda jika anda menyerah kepada ketakutan, dan keraguan melalui ketidak percayaan anda. Hal ini menghentikan kuasa Tuhan dalam hidup anda. Sebab itu, bagaimanapun juga percayalah kepada Tuhan. Ijinkan Dia berdaulat dalam hidupmu. Kuasa itu hanya akan terjadi jika kita bekerjasama dengan Tuhan melalui iman percaya kita. Tetapi ketidakpercayaan dan kekuatiran dapat membuat anda lupa akan kemenangan-kemenangan yang sudah anda raih.

"Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah" Mazmur 55:22

Senin, 20 Agustus 2012

Menjadi orang kecil

Bacaan : Lukas 10:21-24

"Kita bisa belajar banyak dari orang-orang kecil, " mungkin Anda pernah mendengar kalimat bijak semacam ini. Orang kecil di sini jelas bukan berarti orang yang memiliki tubuh kecil. Maksudnya adalah orang yang sederhana, jauh dari gelimang harta, mungkin hanya pegawai rendahan yang tidak dianggap siapa-siapa. Melihat kondisi mereka, orang-orang yang memiliki taraf hidup lebih baik diingatkan untuk belajar bersyukur dan lebih menghargai apa yang mereka miliki.

Yesus juga bersukacita karena pernyataan Bapa kepada orang kecil (ayat 21). Apakah yang dimaksudkan sama dengan "orang kecil" yang biasa kita pahami? Ternyata tidak. Dalam bahasa aslinya, Yesus menggunakan kata nepios, yang berarti "anak kecil". Melihat konteks Lukas 10, Yesus mengatakan hal ini pada waktu tujuh puluh murid-Nya kembali dari pelayanan dan berkisah bahwa mereka mengalami pernyataan kuasa Tuhan secara luar biasa (ayat 17-20). Yesus bersukacita karena pernyataan Bapa kepada mereka. Jelas mereka bukan anak kecil. Ini adalah kiasan untuk menunjukkan kerendahan hati anak kecil: bergantung penuh dan menyambut pertolongan yang dibutuhkan (bandingkan Matius 18:3; 19:14). Dengan demikian orang bijak dan orang pandai yang dikontraskan di sini dapat diartikan sebagai mereka yang sombong, mengandalkan diri sendiri, tidak butuh pertolongan Tuhan.

Dalam Matius 11:29, Yesus juga memberi teladan rendah hati dan lemah lembut. Tuhan Yesus tidak hanya datang ke dunia sebagai "orang kecil," tetapi Dia juga mengajarkan hidup untuk rendah hati dan lemah lembut.

Bagaimana Tuhan akan menyatakan diri jika kita merasa "sudah tahu", "sudah bisa", dan tak mau dengan rendah hati membuka diri untuk diajar? Tuhan ingin agar setiap kita tidak mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi hendaklah setiap kita bergantung kepada Tuhan dalam segala hal seperti anak yg bergantung kepada perlindungan bapanya. Jika ini mewakili sikap Anda, ingatlah selalu, Tuhan bersuka cita menyatakan diri kepada orang-orang kecil.

1 Petrus 5:5b, "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati"